Ticker

6/recent/ticker-posts

Prahara di Tebing Breksi (Bagian 3)

Pertandingan berikutnya adalah dua lawan dua. Ki Satya dan Ki Adanu telah sepakat, biar pertandingan tidak membosankan maka polanya di rubah dari satu lawan satu diubah menjadi dua lawan dua. Bhadrika dan Nismara murid Ki Satya dari Padepokan Lereng Merapi akan melawan Abiyasa dan Admaja murid Ki Adanu dari Padepokan Tebing Breksi. "Silahkan persiapkan diri kalian masing-masing" perintah Ki Adanu dengan tegas. Bhadrika, Nismara, Abiyasa dan Admaja segera bergegas mempersiapkan diri. Tidak berapa lamapun mereka berempat telah bersiap di gelanggang pertandingan. Penontonpun bersorak-sorak memberi semangat.

"Bersiaplah Kakang berdua, aku akan segera menyerang" kata Bhadrika kepada Abiyasa dan Admaja. "Baik Adi, kami berdua sudah siap menanti serangan dari kalian" jawab Abiyasa. Tidak berapa lama kemudian Bhdarika dan Nismara dengan gerak hampir serentak telah melompat menyerang dengan pukulannya yang cepat dan dahsyatnya. Inilah yang menjadi ciri khas perguruan lereng merapi, kepalan geledek. Namun Abiyasa dan Admaja bergerak dengan lincahnya menghindari kadang menangkis setiap serangan dari Bhadrika dan Nismara. Kemudian sesekali keduanya juga melakukan serangan balik dengan kekuatan dan kecepatan tendangan yang menjadi ciri khas perguruan tebing breksi, tendangan halilintar.

Penontonpun bersorak sorai memberi semangat kepada peserta yang sedang bertanding. Pertandingan ini makin lama makin memanas. Kedua kubu ini saling jual beli serangan. Gerakan keempatnya yang cepat bahkan sulit diikuti oleh mata biasa. Mata awam hanya akan melihat seperti lingkaran yang bergulung-gulung disertai dengan suara benturan yang keras. 

Namun setelah sekian lama bertanding, nampak bahwa Abiyasa dan Admaja mengungguli Bhadrika dan Nismara. Serangan keduanya semakin sering mendarat ke badan murid Ki Satya. Menyadari hal ini Ki Satya segera berteriak. "Berhenti". Keempatnya segera menghentikan pertandingan. "Setelah saya dan Ki Adanu mengamati, Abiyasa dan Admaja ternyata lebih unggul dari Bhadrika dan Nismara. Nah sekarang kalian berempat bisa beristirahat untuk mengobati luka kalian" lanjut Ki Satya memberi perintah.

Mereka berempat segera bergegas menuju pendopo untuk sekedar beristirahat dan mengobati luka-luka yang diderita akibat mengikuti pertandingan.

Bersambung

Posting Komentar

0 Komentar