Ticker

6/recent/ticker-posts

Pertarungan Harimau Muda Merapi (Bagian 6)

 


Sebelum melanjutkan pertarungan, Pancaka dan Hapsari memamerkan terlebih dahulu jurus pedang rajawali yang mereka kuasai. Dengan terampil dan cekatan mereka memperagakan jurus pedang yang menjadi ciri khas perguruan dari Lereng Gunung Wilis. Pancaka dan Hapsari mengibas-ngibaskan pedang mereka, meloncat tinggi dan menukik menyerang lawan laksana burung rajawali yang mengincar mangsanya. Bahkan yang membikin bergidik, setiap serangan dari jurus pedang rajawali ini diiringi dengan ledakan-ledakan yang hebat di sasaran yang menunjukkan betapa kuatnya hawa serangan dari pedang rajawali. Kemudian para pendekar dari lereng gunung Wilis ini juga memperagakan cara bertahan dari serangan lawan dengan memutar-mutar pedang laksana perisai yang melindungi tubuh mereka. Rupanya ini merupakan salah satu cara untuk menghancurkan mental bertanding lawannya. Meskipun begitu Abiyasa dan Indraswari tetap tenang namun tetap waspada. Keduanya cukup yakin dengan ilmunya dan mampu menandingi aksi dari kedua pendekar muda dari gunung wilis tersebut. "Pertimbangkan lagi jika mau melawan kami kisanak, mundurlah dari gelanggang pertarungan mumpung masih ada kesempatan" kata Pancaka dengan sedikit kesombongan dalam kata-katanya.

"Jangan terlalu membanggakan diri kisanak, sekarang giliran kami beraksi menunjukkan kemampuan kami" jawab Abiyasa dengan tenang. Abiyasapun segera memperagakan jurus bertahan dan menyerangnya menggunakan tombak pendek senjata andalan perguruan tebing breksi. Gerakan tombaknya sangat lincah dan ujungnya seolah-olah mempunyai mata dan menyerang dengan tepat menuju sasaran. Tak kalah hebatnya setiap serangannya juga menimbulkan ledakan-ledakan yang hebat yang menunjukkan betapa tingginya hawa serangan dari tombak pendek andalan perguruan tebing breksi tersebut. Giliran berikutnya Indraswari menunjukkan kemampuannya. Dengan sepasang pedang tipisnya ia memperagakan gerak menyerang dan bertahan yang tidak kalah hebatnya. Pedang tipisnya yang berkilat-kilat terkena cahaya semakin menambah aura kehebatannya. Pancaka dan Hapsari diam-diam juga kagum dengan kehebatan Abiyasa dan Indraswari. "Hmm, ternyata mereka berdua hebat juga, aku tidak boleh meremehkannya" kata hati Pancaka. "Mari kita mulai saja pertandingan ini, siapa diantara kita yang terhebat" kata Pancaka. "Baiklah kisanak, kami sudah siap meladeni kalian" jawab Abiyasa dengan tenangnya.

Tanpa basa-basi Pancaka langsung meloncat menyerang Abiyasa dengan jurus pedang rajawalinya. Gerakannya begitu cepat, liar dan ganas, menukik. menyambar, bergerak dengan lincah kesana kemari dan bergulung-gulung mengurung lawannya. Sudah tidak terhitung lagi suara ledakan hebat mengitari tubuh Abiyasa. Namun yang mengherankan, Abiyasa dengan tenang dapat menghindar ataupun menangkis setiap serangan Pancaka. Di sisi lain, Hapsaripun turut menyerang Indraswari dengan lincahnya. Ia memperagakan jurus pedang rajawali dengan sangat baik. Seperti Pancaka, Hapsari menyerang dengan liar, ganas dan membuat bulu kuduk berdiri. Namun yang mengherankan, seperti halnya Abiyasa, Indraswari menghindar ataupun menangkis jurus pedang dari lawan dengan tenangnya seolah-olah sama sekali tidak kerepotan akan serangan dari Hapsari.

Bersambung

Posting Komentar

0 Komentar