Ticker

6/recent/ticker-posts

Bangkitnya Kstaria Mataram (Bagian 2)

Seperti sebelumnya, Ki Saraga langsung menyerang dengan senjata andalanya rantai panjang yang ujungnya terdapat mata kampak yang sangat tajam. Ki Saraga memutar-mutar senjatanya dengan cepat dan sesekali seperti mematuk dengan derasnya menuju badan Ambarwati. "Sayang sekali bocah ayu, sebenarnya aku tidak ingin melukai kulit cantikmu ini, menyerahlah, dan ikutlah denganku bersenang-senang ke pulau Nusakambangan" rayu Ki Saraga, Si pemetik Bunga. "Cuih, akan aku binasakan mulut kotormu itu saraga" jawab Ambarwati. Tidak mau berlama-lama bertarung, ia ingin segera menyelesaikan pertempuran, Ambarwati segera meloncat jauh ke belakang. Ia akan langsung mengeluarkan jurus getar buminya. Ambarwatipun memasang kuda-kuda. Ia memusatkan pikiran dan tenaganya untuk mengeluarkan jurus getar bumi. Tidak berapa lama kemudian tanah tempat terjadinya pertarungan bergetar hebat, seolah-olah sedang ada gempa yang sangat dashyat. Pohon-pohon bergoyang, burung-burung beterbangan. Genteng rumahpun banyak yang melorot. Meskipun belum sehebat Adinata, tapi jurus getar bumi yang telah dikuasai Ambarwati tidak dapat dianggap remeh.

Para prajurit, pemuda desa dan gerombolan pemberontak berhenti dari pertarungannya. Mereka lalu berkelompok sesuai sekutunya masing-masing. Secara perlahan namun pasti, seolah-olah mereka membentuk lingkaran melihat pertarungan yang sangat dahsyat itu. "Bersiaplah kamu Saraga, pintu neraka sudah terbuka lebar menyambut kehadiranmu" teriak Ambarwati penuh kemarahan. Ki Saragapun terkejut dengan jurus getar bumi yang diperagakan Ambarwati. Ia sama sekali tidak mengira bahwa Ambarwati telah menguasai Jurus yang sudah lama hilang dari bumi Mataram itu. Ia sebenarnya ketakutan. Namun ia malu untuk mundur. 

"Aku sama sekali tidak takut, menhindarlah kalau bisa dari senjata andalanku ini" teriak Ki saraga sambil mengayun-ayunkan rantai panjang yang ujungnya terdapat mata kampak yang sangat tajam. Namun Ambarwati, dalam kemarahannya yang memuncak, dengan cepatnya menghindari setia serangan dari Ki Saraga, dan pada satu kesempatan ketika Ki Saraga agak lengah, ia telah menendang perut dari Ki Saraga dengan derasnya dengan dilambari oleh jurus tendangan halilintar. Ki Saraga berteriak melolong kesakitan dan iapun terhuyung-huyung, namun Ambarwati tanpa ampun langsung memukul dada ki saraga dengan pukulan kepalan geledek. Ki Saragapun langsung terkapar seketika dan tidak bernafas lagi.

Para penontonpun terdiam seketika, namun kemudian sorak sorai terdengar dari kubu Kalibiru. Dan gerombolan penjahatpun seperti kebingungan melihat salahsatu pemimpinnya mati ditangan Ambarwati. Saudara seperguruan Adinatapun bingung kenapa Ambarwati dapat menguasai jurus Kepalan geledek. Namun seperti pernah diceritakan di depan, bahwa dengan menguasai jurus getar bumi yang merupakan gabungan dari jurus kepalan geledek dan tendangan halilintar, maka secara tidak langsung akan menguasai pula jurus kepalan geledek dan tendangan halilintar. 

Bersambung

Posting Komentar

0 Komentar