Ticker

6/recent/ticker-posts

Pemandangan Indah di Bukit Klangon (Bagian 4)

 


Satu hari menjelang pertandingan di bukit klangon, Datuk Rajo Awan beserta murid-muridnya dari perguruan silat harimau kerinci datang ke padepokan lereng merapi. Ki Satya dan tamu undangan yang lain bergegas berdiri dan datang menyambut tamu dari pulau Andalas itu. Menyadari bahwa ia dan murid-muridnya diterima dengan baik, Datuk Rajo Awanpun bergegas turun dari kudanya diikuti Dubalang Mudo. "Selamat datang Datuk, senang bisa bertemu kembali" sapa Ki Satya dengan ramah. "Terimakasih Tuan, kedatangan kami hanya ingin memastikan terselenggaranya acara pertandingan di bukit klangon esok hari" berkata Datuk Rajo Awan. "Oh tentu Datuk, marilah kita bermusyawarah di pendopo, mari silahkan para para pendekar dari Andalas beristirahat di pendopo, kami akan menyediakan makan dan minum seadanya untuk menjamu tuan" kata Ki Satya. "Berbudi sekali engkau  Tuan, baiklah kami tidak akan menyia-nyiakan kebaikan saudara" jawab Datuk Rajo Awan. "Dubalang Mudo, ajak adik seperguruanmu untuk beristirahat di pendopo" perintah Datuk Rajo Awan. "Baik guru, akan saya laksanakan" jawab Dubalang Mudo. Iapun segera bergegas memberi isyarat kepada seluruh adik seperguruannya untuk beristirahat di pendopo padepokan lereng merapi.

Tidak berapa lama kemudian para pemuda segera menghidangkan aneka makanan dan minuman yang telah dipersiapkan oleh ibu-ibu dan para pemudi di dapur. Untuk makanannya sendiri ada jadah tempe yang menjadi ciri khas daerah lereng merapi, wajik ketan, apem, nogosri, lemper, sagon dan masih banyak lagi. Minumannyapun ada beraneka macam seperti wedang sereh, wedang jahe, kopi panas, teh hangat, air kelapa muda dan lain-lain. "Mari silahkan dinikmati Datuk, tuan-tuan semua" ujar Ki Satya mempersilahkan. "Terimakasih sekali Tuan, budi baikmu tentu akan kami kenang selamanya" jawab Datuk Rajo Awan tersentuh dengan kebaikan orang-orang lereng merapi.

Bersambung

Posting Komentar

0 Komentar