Ticker

6/recent/ticker-posts

Pemandangan Indah di Bukit Klangon (Bagian 5)

 


"Oh ya Datuk, untuk urusan pertandingan biarlah anak-anak muda yang mengaturnya. Bagaimana, apakah datuk setuju" tanya Ki Satya memberi saran. "Setuju tuan, saya mewakilkan murid saya Dubalang Mudo beserta adik-adik seperguruannya untuk bermusyawarah" jawab Datuk Rajo Awan. "Bagaimana Dubalang Mudo, apakah kamu bersedia mewakiliku mengurus pertandingan?" tanya Datuk Rajo Awan. "Siap guru, akan saya laksanakan sebaik-baiknya" jawab Dubalang Mudo. "Cuma dengan siapa saya berunding?" tanya Dubalang Mudo. "Baiklah anak muda, saya mewakilkan pada Angger Adinata, calon ketua perguruan harimau merapi untuk berunding, bagaimana nak, apakah kamu bersedia?" tanya Ki Satya. "Ananda siap guru" jawab Adinata. 

"Baiklah Ngger, silahkan kamu berunding dengan Tuan Dubalang Mudo, biar kami yang tua-tua ini beristirahat sambil berbincang-bincang" Kata Ki Satya. "Baiklah guru" jawab Adinata. "Mari tuan Dubalang Mudo, kita jalan-jalan ke Bukit Klangon untuk melihat situasi disana, sambil kita ngobrol apa saja yang perlu kita atur dan sepakati bersama. "Baik Tuan Adinata, tapi ijinkan aku membawa keempat adik seperguruanku" jawab Dubalang Mudo. "Oh ya, tentu saja, kalau boleh tahu, siapa sajakah mereka?" tanya Adinata. "Yang paling tua namanya Ghazaar, kemudian lebih muda lagi Junada, Adiputera, dan ada satu adik seperguruanku perempuan namaanya Zaheera" kata Dubalang Mudo memperkenalkan keempat adik seperguruannya. "Oh ya, ijinkan saya juga akan membawa keempat adik seperguruanku,  yang tertua namanya Bhadrika, kemudian lebih muda adaNismara, Wilalung, dan 1 adik seperguruanku perempuan bernama Indraswari.

Bersambung

Posting Komentar

0 Komentar