Ticker

6/recent/ticker-posts

Cinta Bersemi di Hutan Pinus Mangunan (Bagian 7)

"Nini, bolehkah kami berdua berjalan-jalan?" tanya Ambarwati. "Boleh, silahkan, tapi pulangnya jangan terlalu sore" kata nini wilis. "Terimakasih nini" jawab ambarwati. "Den ayu, bolehkah saya dan istriku nyi lastri ikut jalan-jalan?" paman gembul memberanikan diri untuk ikut serta jalan-jalan. "Oh, boleh sekali, mari mbok, paman kita jalan-jalan. Ayo kakang" kata ambarwati. "Baiklah nimas, tapi terus terang aku masih lapar sehabis perjalanan jauh, bagaimana kalau kita cari tempat makan dulu" kata Adinata. "Baik kakang, nanti aku tunjukkan tempat makan yang paling terkenal disini.

"Wah, indah sekali tempat ini nimas" kata adinata kagum. Hutan Pinus Mangunan memang memiliki suasana yang dapat membuat pengunjung merasa damai, sangat asri, masih alami, serta dapat membuat hati tenang. Terdapat banyak deretan pohon pinus yang tumbuh subur di sepanjang hutan tersebut. "Mari kakang, kita duduk di kursi kayu sambil menikmati keindahan alam" ajak ambarwati. Setelah menikmati keindahan alam dengan duduk-duduk di kursi kayu tersebut, berempat mereka menaiki gardu pandang yang dibangun oleh penduduk desa. "Wah, kakang gembul, kita bisa leluasa ya melihat pemandangan sekitar hutan yang indah" kata nyi lastri kagum. "Iya dik, kita juga bisa melihat rindangya pepohonan yang masih hijau serta bukit-bukit yang masih terlihat asri dari jauh" kata paman gembul mengiyakan.

Setelah puas menikmati pemandangan alam ambarwati mengajak adinata dan pengasuhnya untuk makan siang. "Kakang, kita makan nasi tiwul lauk ayam goreng kampung yuk di warung makan mbok sum, disini sudah sangat terkenal lho" kata ambarwati. "Ah, aku sudah tak sabar makan ayam goreng" kata paman gembul kegirangan. "Maafkan suami hamba den ayu, dia memang suka gitu" kata nyi lastri agak malu melihat tingkah suaminya. "Tidak apa-apa mbok, justru aku suka orang yang apa adanya" jawab ambarwati.

Tidak berapa lama kemudian mereka berempat sudah sampai di warung makan mbok sum. Mereka segera memesan nasi tiwul dan ayam goreng menu spesial di tempat tersebut. Bahkan konon kabarnya banyak para pembesar kerajaan mataram yang sedang berwisata mampir di warung makan tersebut untuk sekedar santap siang. Mereka berempat menikmati menu yang disediakan dengan lahap. Ambarwati memilih gasebo sebagai tempat makan karena tempatnya nyaman dan tidak terlalu ramai.

Bersambung.

Posting Komentar

0 Komentar