Ticker

6/recent/ticker-posts

AUMAN HARIMAU MUDA (BAGIAN 6)

Pada suatu sore, Adinata sedang mencari kayu bakar di pinggir hutan. Tiba-tiba ia melihat seekor anak harimau yang hampir terperosok ke bibir jurang. Anak harimau itu seperti menangis meminta tolong. Adinata kasihan melihatnya dan menolong anak harimau yang malang itu. Setelah di tolong Adinata anak harimau itu seperti melompat-lompat kegirangan sambil mengitari tubuh Adinata yang melihatnya keheranan. Anak harimau itu mengibas-kibaskan ekornya dan mengusap-usap kaki Adinata seolah-olah ingin bermanja-manja. Tidak berapa lama kemudian munculah sepasang Harimau yang berbadan besar menghampiri anak harimau itu. Namun anehnya seolah-olah tahu berterimakasih, sepasang harimau itu tidak menyerang Adinata sama sekali. Setelah menyadari tidak ada bahaya yang akan menimpanya Adinatapun pulang kembali ke padepokan dan sepasang harimau beserta anaknya itu masuk kembali kedalam hutan.

Di pagi harinya Adinata melatih jurus-jurus Kepalan Geledek yang telah diajarkan oleh Ki Satya. Ia berlatih tepat dipinggir hutan ketika ia menemukan anak harimau yang hampir terperosok ke dalam jurang, Dalam hatinya ia ingin bertemu dengan anak harimau itu karena menurutnya anak harimau itu sangat lucu dan menggemaskan. Setelah berlatih sekitar 3 kali waktu sepeminum teh tiba-tiba muncul anak harimau beserta sepasang induknya. Mengetahui Adinata sedang berlatih jurus Kepalan Geledek induk harimau jantan malah menyerangnya dengan lincah dan bertenaga. Adinata sebenarnya tidak ingin menyakiti harimau jantan itu namun ia terpaksa menghadapinya. Demi keselamatannya iapun balas menyerang harimau jantan itu dengan menggunakan jurus kepalan geledek yang ia pelajari dari Ki Satya. Namun ia hanya menggunakan sekitar seperempat tenaganya sehingga tidak akan membahayakan harimau jantan itu pikirnya.

Namun ternyata diluar perkiraanya harimau jantan itu bisa mengimbangi serangan kepalan geledek dari Adinata. Dan harimau jantan itu seperti meningkatkan serangannya ke Adinata. Ia menyerang Adinata dengan cakaran dan gigitannya secara bertubi-tubi. Menyadari situasi yang semakin berbahaya, dengan terpaksa ia menggunakan ilmu puncaknya kepalan geledek dengan tenaga sekuat-kuatnya. Adinata telah mencapai tingkat ketujuh dari jurus Kepalan Geledek. Siapa saja yang terkena pukulannya bisa menyebabkan kematian setidak-tidaknya akan terluka parah. Bahkan batu sebesar anak kambingpun pasti akan hancur lebur jika terkena pukulannya.

Aneh sekali, induk harimau jantan itu sama sekali tidak gentar dengan jurus kepalan geledek Adinata. Bahkan setiap serangan dari Adinata seolah-olah hanya mengenai angin kosong. Harimau itu seperti menari-nari menghindari serangan Adinata sambil sesekali menyerang Adinata dengan cakarannya. Setelah sekian lama bergulat mengadu ilmu dengan harimau itu Adinata perlahan-lahan menyadari bahwa induk harimau jantan itu seperti sedang melatihnya. Harimau itu tidak sungguh-sungguh menyerangnya namun seperti sedang mengulang-ulang jurus tertentu. Tidak berapa lama Adinatapun kelelahan dan induk harimau jantan itu seolah-olah mengerti dan berhenti menyerangnya. Harimau jantan itu kemudian mengeluarkan auman yang sangat keras dan setiap orang yang mendengarnya pasti akan dibuat bergidik ngeri. Setelah mengaum induk harimau jantan beserta induk harimau betina itupun masuk kembali kedalam hutan. Tetapi si anak harimau ternyata tidak ikut masuk kedalam hutan. Ia justru mendekati Adinata sambil mengibas-kibaskan ekornya dan mengusap-usapkan badannya ke kaki Adinata seolah-olah ingin bermanja-manja. Adinatapun tertawa melihatnya. "Kamu aku namakan si Loreng ya" kata Adinata seperti sedang berbicara dengan anak harimau itu. Dan Si Loreng pun melompat-lompat kegirangan seperti menyetujui nama yang diberikan Adinata untuknya. Adinatapun kemudian memakan bekal yang ia bawa, nasi bakar lauk ayam goreng. Dan Si lorengpun tidak lupa di beri jatah ayam goreng dan ia segera memakannya dengan lahap.

Bersambung.

Posting Komentar

0 Komentar