Ticker

6/recent/ticker-posts

Sang Penerus (Bagian 6 )

Adinata berjalan dengan riang menuju ke padepokan lereng merapi. Namun diperjalanan ia menemukan hal yang aneh. Ada banyak tapak kaki kuda yang menuju ke arah padepokannya. Menyadari hal itu, ia segera berlari dengan cepat menuju ke arah padepokan. Ia khawatir sesuatu yang buruk terjadi di padepokan.

Di Padepokan sendiri sedang terjadi pertempuran yang dashyat. Ki Satya dan murid-muridnya sedang berjuang mati-matian antara hidup dan mati bertarung dengan Ki Gardapati dan anak buahnya. Bhadrika, Nismara, Wilalung dan Indraswari masing-masing telah dikeroyok oleh anak buah Ki Gardapati sedangkan Ki Satya sendiri yang menghadapi pemimpin gerombolan tersebut.

"Ki Satya, mana muridmu Adinata, aku ingin menghajarnya karena telah mempermalukanku di tebing breksi". Rupanya Ki Gardapati memiliki dendam tersendiri terhadap Adinata. "Ia sedang tidak ada di padepokan, lawan saja aku" jawab Ki Satya. "Kurang ajar, dimana kamu sembunyikan muridmu itu he" teriak Ki Gardapati sambil giginya gemeretak menahan amarah.

Ki Gardapatipun tanpa ampun langsung menyerang Ki Satya dengan ganasnya. Ki Satyapun menghadapinya dengan penuh kecemasan. Ternyata saat ini ilmu Ki Gardapati jauh melampaui ilmu Ki Satya, tidak berapa lama Ki Satyapun terdesak hebat. Beberapa pukulan dan tendangan Ki Gardapati mulai mendarat di badan Ki Satya dan membuatnya terluka dalam. Pada satu kesempatan, ketika Ki Satya terkena tendangan Ki Gardapati dan terjatuh tanpa berpikir panjang, Ki Gardapati langsung akan menghabisi Ki Satya dengan jurus andalannya tapak es. Namun tiba-tiba ada seseorang yang berteriak dan berusaha menghentikan pertandingan.

"Berhenti, akulah yang kamu cari Ki Gardapati" kata Adinata setengah berteriak. Ki Gardapati lalu menengok kearah datangnya suara dan setelah tahu siapa yang datang seketika ia menyeringai menakutkan. "Hmm, rupanya kamu berani menunjukkan batang hidungmu anak muda, sudah lama aku ingin menghabisimu karena telah mempermalukanku di tebing breksi" kata Ki Gardapati.

Adinatapun sama sekali tidak takut dengan Ki Gardapati. "Silahkan jika kamu mampu melakukannya Ki Gardapati, namun jika sebaliknya, jangan menyesal karena engkau telah berani melukai guruku dan aku akan menuntut balas" jawab Adinata dengan tenang. "Berhati-hatilah Ngger, ilmu Ki Gardapati sekarang telah meningkat dengan pesat, bahkan akupun sudah tidak ada apa-apanya sekarang" nasihat Ki Satya. "Tenanglah guru, biarlah ananda yang akan menghadapinya" jawab Adinata. Melijhat kepercayaan diri Adinata, Ki Satyapun menjadi tenang. "Iya Ngger, aku percaya dengan kemampuanmu, kamu pasti bisa menghadapinya".

Bersambung

Posting Komentar

0 Komentar