Ticker

6/recent/ticker-posts

Cinta Bersemi di Hutan Pinus Mangunan (Bagian 3)

Tidak jauh dari gunung api purba nglanggeran, Ambarwati berharap-harap cemas suratnya akan dibalas oleh Adinata. Sepanjang hari ia mondar-mandir kesana kemari tanpa ada tujuan pasti. Nini wilis yang pernah muda maklum dengan apa yang sedang dialami ambarwati. Iapun berusaha menenangkan. "Ambarwati anakku, tenanglah, aku tahu apa yang sedang engkau pikirkan. pasti kamu sedang gelisah menunggu surat balasan dari Adinata calon suamimu bukan?" tanya Nini Wilis. "Ia nini, aku sebenarnya agak cemas karena aku telah mengutarakan perasaanku lebih dahulu, apa tanggapannya nanti" jawab Ambarwati. "Tenanglah Nduk, aku yakin Adinata akan memahami semua yang engkau pikirkan dan sampaikan lewat surat, tunggu saja, pasti nanti sebentar lagi ada kurid datang dari nglanggeran" hibur nini wilis. 

Dan benar saja, tidak berapa lama kemudian datang seorang kurir membawa surat balasan dari adinata. Tak sabar ambarwati menerima surat dari kurir tersebut kemudia ia segera bergegas masuk kamar membaca surat balasan dari Adinata. Nini wilispun geleng-geleng kepala melihat tingkah laku ambarwati namun ia bisa memakluminnya. Ambarwati membacasurat adinata dengan riang gembira. Bahkan iamenjadi senyum-senyum sendiri. Ternyata apa yang dipikirkan adinata sama dengan yang ia pikirkan. Tidak berapa lama kemudian ia keluar dari kamar dan menemui nini wilis. 

"Tadi sedih, sekarang gembira, ada apa nduk cah ayu?" tanya nini wilis. "Nini, bolehkah aku bertanya?" tanya ambarwati sedikit ragu-ragu. "Bertanyalah, apa yang ingiun kamu ketahui" jawab nini wilis. "Kakang adinata, beserta paman gembul dan nyi lastri ingin menjenguk kemari karena khawatir akan keadaanku. Bolehkah mereka datang kemari nini?" tanya ambarwati. "Boleh saja, bahkan mereka saya ijinkan kalau mau menginap beberapa hari disini. Tapi saya ingatkan sekali lagi, ia harus mampu menguasai jurus sengatan listrik gunung api purba ciptaan orangtuaku agar adinata bisa membawamu pulang ke kalibiru" jawab nini wilis. "Terimakasih nini, aku dan kakang adinata tentu tidak akan pernah melupakan janji itu, sekali lagi terimakasih banyak" ucap ambarwati riang. "Sama-sama nduk, ini semua aku lakukan hanyalah semata-mata agar ilmu peninggalan orangtuaku ada yang mewarisi, apalagi seorang pendekar hebat seperti adinata, tentu akan membuatku sangat bangga.

Bersambung.

Posting Komentar

0 Komentar