Ticker

6/recent/ticker-posts

Menemui Bocah Sakti Ke Gunung Api Purba Nglanggeran (bagian 2)

Di hari berikutnya Adinata berbincang-bincang dengan Ki GedeAryaguna dan Senopati Puspanidra. Paman Gembul juga ada di teras namun tidak ikut bergabung dalam perbincangan. Adinata melihat Ki Gede Aryaguna kelihatan nampak sedih. "Ki Gede, ada apa gerangan Bopo bersedih, adakah yang bisa saya bantu?" bertanya Adinata. "Terimakasih Ngger, sudah perhatian dengan Bopo. Sebenarnya Bopo sedih karena Nimas Ambarwati belum jelas nasibnya sampai sekarang". "Oh, begitu Bopo, saya bersedia untuk mencarinya sampai ketemu karena saya juga sangat mengkhawatirkannya, tapi adakah petunjuk Bopo saya harus mencari kemana?" bertanya Adinata. "Carilah ke Gunung Purba Nglanggeran, karena terakhir saya lihat dia dibawa oleh Si Bocah Sakti" saran Ki Gede Aryaguna. "Baiklah Bopo, saya akan segera mencari Nimas Ambarwati secepatnya, kalau perlu hari ini juga saya berangkat" jawab Adinata dengan mantap. 

Tidak berapa lama kemudian Nyi Lastri datang membawakan wedang jahe dan peyek kacang. "Mari silahkan diminum, monggo Adi Senopati dan Ngger Adinata" Ki Gede Aryaguna mempersilahkan. "Paman Gembul, mari ikut minum disini, ini lho ada peyek kacang kesukaanmu" ujar Adinata menawarkan makanan dan minuman untuk paman Gembul. "Terimakasih Den Nata, saya nanti saja di dapur, emm bolehkah saya bertanya?" tanya paman Gembul ragu-ragu. "Silahkan paman, ada apa?" jawab Adinata mempersilahkan. "Bolehkah paman ikut den nata mencari den ayu Ambarwati, karena saya juga mengkhawatirkannya?" tanya paman gembul. "Iya Den Nata, bolehkah jika saya juga ikut mencari Den Ayu Ambarwati, karena saya yang merawatnya sejak kecil, jadi saya juga kepikiran terus dengan keselamatan Den Ayu" kata Nyi Lastri. "Hmm, bagaimana ini Bopo?" tanya Adinata meminta pertimbangan. "Sudah ijinkan saja Adi, tapi sayaratnya mereka harus dinikahkan dulu" saran Ki Senopati. 

"Benar sekali saran dari Senopati Puspanidra, ijinkan saja mereka ikut mencari Nimas Ambarwati, tapi memang sebaiknya mereka dinikahkan dulu, supaya tidak timbul fitnah" kata Ki Gede Aryaguna membenarkan saran dari senopati Puspanidra. "Bagaimana paman gembul dan nyi Lastri, apakah kalian bersedia untuk dinikahkan dalam waktu dekat ini?" tanya Ki Gede Aryaguna. "Alhamdulilah, kami berdua sangat setuju kalau dinikahkan, tapi terus terang kami belum ada persiapan biaya Ki Gede" jawab paman gembul dengan jujur. "Sudahlah, kalau masalah itu kamu tidak usah memikirkan, biar nanti saya berembug dengan orangtua kalian bagaimana sebaiknya" kata Ki Gede menenangkan paman gembul. "Sekarang silahkan kalian bilang dulu kepada orangtua kalian masing-masing biar nanti tidak kaget" nasihat Ki Gede Aryaguna. "Baik Ki Gede, terimakasih sekali, mari Den Nata, Den senopati, kami berdua pamit kebelakang" ujar paman gembul pamit. "Mari Nyi kita kebelakang" ajak paman gembul pada Nyi Lastri. "Paman gembul, Nyi Lastrinya digandeng jangan sampai jatuh" kata Adinata menggoda. "Ah, den nata bisa saja" jawab paman gembul malu-malu. Nyi Lastri yang mendengar godaan Adinata ikut tertunduk malu namun ada rasa sangat bahagia dihatinya karena sebentar lagi akan dilamar oleh paman gembul.

Bersambung

Posting Komentar

0 Komentar