Ticker

6/recent/ticker-posts

Sayembara mencari jodoh (Bagian 3)

"Hayo, siapa yang mau maju pertama?" tanya maheswari. "Aku yang maju duluan" teriak Padmana. "Baik, silahkan, kisanak bisa mulai menyerangku kapanpun kamu siap" kata maheswari menantang. "Bersiaplah cah ayu, kamu akan jadi istriku" kata padmana dengan penuh percaya diri. "Buktikan omonganmu kisanak" jawab maheswari. "Bersiaplah cah ayu, terima seranganku ini" berkata padmana sambil mulai memasang kuda-kuda menyerang. Tidak berapa lama kemudian padmana yang terlalu percaya diri langsung saja menyerang maheswari, ia dengan cerobohnya berusaha memeluk maheswari. "Terimalah aku sayang, mari kamu aku peluk biar kamu bisa merasakan apa jantungku yang berdegup kencang karena terpesona akan kecantikanmu" rayu padmana. Maheswari sebal dengan rayuan padmana, kemudian dengan gerakan secepat kilat, ia memukul lambung padmana dengan keras lalu dilanjutkan dengan menjegal kakinya, padmanapun kaget jatuh terbanting ke tanah dengan perut kesakitan. "Ampun cah ayu, aku mengaku kalah" kata padmana mundur dari gelanggang pertandingan.

"Hayo, siapa lagi yang mau maju" tantang maheswari. "Ijinkan aku menghadapimu den ayu" teriak Sambara. Sambara adalah seorang pemuda yang kelihatan gagah dan tampan. "Silahkan, kapanpun kisanak siap" kata maheswari sambil menyiapkan diri. Sambara dengan cepat meloncat menyerang maheswari. Kali ini maheswari bertemu dengan orang yang sepadan ilmunya. Beberapa kali maheswari terdesak oleh serangan sambara. Maheswari meloncat surut kebelakang. Kemudian ia bersiap-siap mengeluarkan jurus andalannya tarian burung walet. Maheswari menyerang sambara dengan lincahnya seperti burung walet yang mengincar mangsanya. Beberapa kali sambara terkena pukulan dan tendangan dari maheswari. Perlahan namun pasti sambara mulai terdesak. Ternyata ilmunya masih beberapa tingkat di bawah maheswari. Hingga pada suatu kesempatan, maheswari berhasil menendang dengan sangat keras bagian lambung dari sambara, sambarapun berteriak kesakitan dan kemudian pingsan.

Adinata dan paman gembulpun terkagum-kagum dengan kepandaian maheswari dalam memainkan jurus silat. Apalagi ditunjang dengan kecantikannya, maheswari seolah-olah seperti menari-nari dengan cepat ketika menyerang ataupun menghindari setiap serangan dari lawannya. Ki bangorpun yang menyaksikan pertandingan itu sangat bangga dengan putrinya tersebut. "Bagus putriku, kamu memang tangguh, bopo sangat bangga kepadamu" teriak ki bangor. "Terimakasih bopo" jawab maheswari dengan sopan. "Ayo, siapa lawan berikutnya?" kata maheswari. Baru saja maheswari selesai berbicara, tiba-tiba datanglah gerombolan orang berpakaian hitam-hitam dan bertampang seram datang ke acara sayembara tersebut. Kemudian meloncatlah salahsatu dari rombongan tersebut ke gelanggang pertandingan. "Aku yang akan menghadapimu. Bersiap-siaplah bocah ayu, kamu akan aku jadikan perempuan simpananku" kata orang tersebut dengan mulut kotornya.

Bersambung


Posting Komentar

0 Komentar