Ticker

6/recent/ticker-posts

Menempa Diri di Hutan Larangan Merapi (Bagian 5)

 



Melihat kawan-kawannya dilempar satu persatu oleh Adinata, Lorengpun berlari menjauh. Adinata berpikir loreng pergi mungkin karena ketakutan, namun ternyata ia salah. Si loreng ternayat kembali dengan segerombolan harimau dewasa berjumlah 10 ekor yang dipimpin oleh sepasang induk dari si loreng. Si lorengpun datang dengan bangganya. Tanpa basa-basi sepuluh ekor harimau dewasa itu sudah bersiap-siap menyerang Adinata pemimpin perguruan silat Harimau Merapi. Adinatapun menghela napas panjang. "Hem, hari ini akan terasa lama sekali" gumamnya. Sepuluh harimau dewasa itu seolah-olah membentuk formasi. Mereka bersiap menyerang Adinata. 

Adinatapun mencoba menenangkan diri. Ia tidak mau gegabah mengambil keputusan. Ia menunggu serangan. Namun ia telah bersiap-siap dengan jurus sengatan listrik gunung api purba. Tangannya yang dilindungi zirah kulit khusus pemberian nini wilis berkilat-kilat seolah-olah penuh muatan listrik. Induk Si Lorengpun mengaum keras sekali sambil melompat menyerangnya. Seolah diberi aba-aba, harimau yang lain turut menyerangnya. Namun Adinata menyadari, bahwa sepuluh harimau itu seolah-olah memperagakan jurus tertentu yang masih asing dalam sepengetahuannya. Kesepuluh harimau itu bisa meloncat, berguling, merunduk, menyerang dan menghindar dengan lincahnya. Sepuluh harimau dewasa itu sepertinya mengajak perkelahian jarak dekat. Hal inilah yang menyulitkan Adinata karena ia diserang oleh sepuluh ekor harimau sekaligus.

Bersambung



Posting Komentar

0 Komentar