Ticker

6/recent/ticker-posts

Menempa Diri di Hutan Larangan Merapi (Bagian 7)

 


Adinatapun teringat ilmu meringankan tubuh yang diajarkan oleh Ke Gede Aryaguna Bopo dari Ambarwati  salah satu calon istri dari Adinata. Dengan ilmu meringankan tubuh yang telah dikuasainya, Adinata dapat bergerak dengan sangat cepat. Iapun mempersiapkan diri. Ketika ke sepuluh harimau itu sekali lagi melompat dan menyerangnya secara bersamaan, kali ini Adinata tidak menggunakan jurus perisai api yang baru saja dikuasainya. Namun ia bergerak dengan cepat menggunakan jari-jari tangannya yang mengembang seperti cakar harimau menyambut setiap serangan dari harimau yang menyerangnya. Dengan kecepatan dan kekuatan yang mengagumkan, jari-jari Adinata yang mengembang seolah-olah menjadi ratusan bahkan ribuan cakar harimau yang membalas menyerang kesepuluh harimau dewasa yang menyerangnya. Kesepuluh harimau itupun terkejut menyadari bahwa Adinata telah menguasai jurus barunya seribu cakar harimau yang sangat menakutkan bagi mereka. Akhirnya kesepuluh harimau itupun lari tunggang langgang ketakutan.

Kembali ke padepokan lereng merapi, Ambarwati dengan giat melatih 4 adik seperguruan dari Adinata yaitu Bhadrika, Nismara, Wilalung dan Indraswari. Ternyata di padepokan juga telah hadir murid dari Ki Adanu dari padepokan tebing breksi  yaitu Bayuaji, Abiyasa, Admaja dan Danurdara. Mereka juga turut berlatih jurus getar bumi dibimbing oleh Ambarwati. Namun meskipun semuanya baru belajar pertama kali nampaknya Abiyasa dari padepokan tebing breksi dan indraswari dari padepokan lereng merapilah yang nampak mempunyai kemajuan yang luar biasa dalam belajar jurus getar bumi. Jurus getar bumi akan semakin hebat jika dimainkan oleh sepasang pendekar. Ambarwatipun mengambil kesimpulan bahwa Abiyasa dan Indraswari akan dilatih secara khusus agar dapat menerapkan jurus getar bumi secara berpasangan sehingga didapatkan hasil seperti yang diharapkan.

Keduanyapun sering berlatih berpasangan dibawah bimbingan Ambarwati. Namun lama kelamaan, benih-benih cinta mulai muncul diantara keduanya. "Kakang Abiyasa, kalau latihan jangan meleng ya, kenapa kamu perhatikan nimas indraswari terus?" tegur Ambarwati sedikit menggoda kakak seperguruannya. "Aduh, Nimas Ambarwati ini lho, bikin keki saja" jawab Abiyasa sambil sedikit tertunduk malu. Indraswaripun tersenyum-senyum karena ia juga ada rasa dengan Abiyasa. "Iya kakang Abiyasa, kita harus tekun berlatih supaya jurus yang kita latih dapat mendekati sempurna" berkata Indraswari dengan ceplas-ceplos. Indraswari orangnya memang ceria dan apa adanya. Namun sebenarnya hatinya sangat baik dan lemah lembut. "Itu dengarkan kakang, malu kan sama pujaan hati kalau malas berlatih" kata Ambarwati menyahut ucapan Indraswari. "Baik-baik, laki-laki memang selalu salah dimata perempuan" berkata Abiyasa sambil sedikit bercanda. "Nah, situ tahu" kata Ambarwati dan Indraswari hampir bersamaan. Ketiganya lantas tertawa terbahak-bahak.

Bersambung

Posting Komentar

0 Komentar