Ticker

6/recent/ticker-posts

Pemandangan Indah di Bukit Klangon (Bagian 1)

 



Hampir empat pekan Adinata menempa diri di hutan larangan Merapi. Iapun tidak berkirim kabar tentang keberadaannya. Acara pengukuhan dirinya sebagai pemimpin perguruan harimau merapipun belum dilaksanakan. Adapun para tamu undanganpun semuanya sudah hadir. Ki Adanu beserta para muridnya dari perguruan tebing Breksi, Ki Gede Aryaguna dari dusun Hargowilis orangtua dari Ambarwati, Ki Bangor dari pantai watu kodok orangtua dari Maheswari, Tumenggung Sadawira dan senopati Puspanidra dari kerajaan Mataram, serta Kakek Darma dan Nini Wilis dari Gunung Api Purba Nglanggeran. Namun karena mereka telah mendengar bahwa akan ada pertarungan di bukit Klangon pada malam bulan purnama, mereka tetap menunggu dan menginap di padepokan lereng merapi.

Di suatu sore hari, tepat dua malam menjelang pertandingan di bukit Klangon, Ambarwati dan Maheswari sedang berbincang-bincang di taman di belakang padepokan. Mereka duduk di kursi taman di bawah pohon rambutan yang sedang berbuah lebat. "Mbakyu, ini bagaimana, terus terang saya khawatir, dua hari lagi pertandingan akan segera dimulai namun kakang Adinata belum pulang juga" kata Maheswari. "Tenang Nimas, aku yakin dengan kakang Adinata, ia pasti akan segera pulang dan memenuhi janjinya untuk bertanding dengan pendekar Andalas" berkata Ambarwati berusaha menenangkan Maheswari yang masih sedikit kekanak-kanakan. Ambarwati sangat sayang dengan Maheswari. Ia sudah menganggap Maheswari seperti adik kandungnya sendiri. "Memang kamu kangen ya dengan kakang Adinata?" tanya Ambarwati. "Iya mbakyu" jawab Maheswari sambil tertunduk malu. "Memang mbakyu tidak kangen?" tanya Maheswari menyelidik. Ambarwati cuma tersenyum. Jauh dilubuk hatinya, ia sangat kangen dengan Adinata dan mengkhawatirkannya, namun ia berusaha untuk menutupinya.

"Ahem-ahem" Adinata batuk dibuat-buat. Sontak Ambarwati dan maheswari menengok keatas di pohon rambutan. Mereka melihat Adinata yang sedikit tertawa sambil makan buah rambutan. Ambarwati terkejut, namun ia segera tersadar dari keterkejutannya. "Bisa turun tidak kakang" teriak Ambarwati sambil mengepalkan tangan pura-pura marah. "Baik nimas" jawab Adinata seraya meloncat turun. "Kalian kangen denganku ya?" berkata Adinata sambil pura-pura menyombongkan diri. "Siapa yang kangen, biasa saja" jawab Ambarwati dan Maheswari hampir bersamaan. "Nah loh" goda Adinata lagi. Kemudian ketiganya tertawa riang gembira.

Bersambung

Posting Komentar

0 Komentar