Ticker

6/recent/ticker-posts

Pemandangan Indah di Bukit Klangon (Bagian 2)

 



"Nimas Ambarwati, bagaimana dengan latihan murid-murid padepokan lereng merapi, apakah mereka telah siap menghadapi pertandingan?" tanya Adinata dengan serius. "Iya kakang, perkembangan latihan sangat baik. Mereka menunjukkan semangat yang tinggi untuk maju" kata Ambarwati. "Baguslah kalau begitu" kata Adinata lega. "Kakang, ada yang ingin aku sampaikan" kata Ambarwati agak ragu. "Ada apa, sampaikan saja, tidak usah ragu" sahut Adinata. "Begini kakang, saudara seperguruanku datang dari tebing breksi, dan mereka ingin membantu kita. Tapi mohon maaf sebelumnya kakang jika saya lancang, saya juga turut melatih mereka dengan ciri khas perguruan kita" berkata Ambarwati sambil sedikit merasa bersalah tahut Adinata marah. "Oh, itu Nimas, tidak apa-apa mereka berlatih jurus kita, toh perguruan lereng merapi dan perguruan tebing breksi mempunyai kakek guru yang sama" kata Adinata. "Terimakasih kakang atas pengertiannya" kata Ambarwati lega.

"Ih, bau apa ini, kakang belum mandi ya" kata maheswari sambil pura-pura menutup hidung. "Oh iya, kakang lupa, kakang belum mandi sehari ini" jawab Adinata sambil sedikit tertawa. "Pantesan, buruan sana mandi gih, sudah ada air hangat untuk kakang mandi" kata Maheswari sambil sedikit pura-pura marah. "Iya cah ayu, aku jadi tidak sabar segera halalin kalian berdua" kata Adinata sambil sedikit merayu. "Yee, maunya" jawab Maheswari sambil pura-pura marah. Ambarwati yang melihat tingkah Maheswari cuma tersenyum melihatnya. Bagaimanapun jauh dilubuk hatinya yang terdalam, ia ingin sekali pernikahan itu segera terjadi.

Ketika Adinata sudah selesai mandi dan berganti pakaian  Ambarwati segera mendekatinya. Sepertinya ada sesuatu yang penting. "Kakang nanti malam selepas Isya kakang diajak berbincang-bincang sekalian makan malam bersama dengan seluruh tamu undangan di pendopo padepokan. Kakang bisa kan? tanya Ambarwati. "Oh, bisa Nimas, sebetulnya aku juga sudah kepikiran untuk menemui para tamu undangan tapi kan nimas tahu sendiri kakang baru datang" jawab Adinata sedikit tidak enak hati. "Iya kakang, yang penting nanti malam kakang bisa datang menemui mereka" kata Ambarwati menentramkan.

Bersambung

Posting Komentar

0 Komentar