Ticker

6/recent/ticker-posts

Pemandangan Indah di Bukit Klangon (Bagian 7)

 


"Monggo Den, silahkan duduk" ujar Mbok Minah pemilik warung mempersilahkan. "Mbok, tolong buatkan minuman hangat untuk kami bersepuluh" kata Adinata. "Baik Den" jawab Mbok minah dan langsung dengan cekatan segera menyiapkan teh panas untuk pelanggan warungnya. "Mbok disini ada mi godok tidak?" tanya Adinata lagi. "Ada Den, mau dibuatkan berapa mangkuk?" jawab Mbok Minah. "Buatkan juga sepuluh mangkuk mie godok" jawab Adinata. "Mari silahkan semua boleh ambil makanan yang kalian suka nanti biar saya yang bayar" ujiar Adinata. "Terimakasih kakang" jawab adik-adik seperguruannya. "Terimakasih Tuan" ujar Dubalang Mudo mewakili adik seperguruannya. Sambil menunggu mie godok matang, mereka bersepuluh asyik makan kacang rebus dan aneka jajanan khas lereng merapi seperti wajik tempe, slondok renteng, sate kelinci dan masih banyak lagi.

"Oh ya Datuk, bagaimana rencana pertandingan silat yang akan kita selenggarakan ini, apakah sudah ada gambaran?" tanya Adinata. "Terus terang saya belum ada gambaran sampai saat ini, kalau tuan bagaimana?" tanya Dubalang Mudo balik. "Menurut pendapat saya datuk, acara pertama yaitu pertunjukan silat yang menjadi ciri khas perguruan, kemudian dilanjutkan pertandingan silat mulai dari tingkatan bawah sampai tingkatan yang paling tinggi, bagaimana menurut datuk?" tanya Adinata. "Baiklah saya setuju tuan, cuma saya memberi syarat bahwa kita bebas memilih perwakilan dari perguruan kita masing-masing untuk bertanding" jawab Dubalang Mudo. "Baiklah, kita sepakat datuk, sekarang mari kita sedikit merayakan hasil perundingan kita ini dengan makan dan minum diwarung ini" ajak Adinata. "Baik tuan, saya juga penasaran dengan makanan ciri khas  lereng merapi" jawab Dubalang Mudo mengiyakan.

Ketika Adinata, Dubalang Mudo serta adik-adik seperguruan masing-masing sedang asyik menyantap makanan dan minuman tiba-tiba ada teriakan warga yang takut serta panik. "Ada sapi lepas mengamuk, ada sapi lepas mengamuk" teriaknya berulangkali. Ternyata sapi mbah Kromo, salahsatu pedagang pasar kaget di bukit klangon yang biasa untuk menarik gerobak mengamuk lepas dari ikatan. Tiba-tiba tanpa disangka, ada anak kecil berusia 5 tahun berbaju merah lewat di dekat sapi yang sedang mengamuk sambil makan jajanan pasar. Sontak sapi itu melihatnya dan kelihatan marah. Sapi itu berlari kencang menuju anak kecil tersebut seolah-olah ingin menyeruduknya. Menyadari bahaya yang ada anak kecil tersebut sontak menangis ketakutan.

Bersambung

Posting Komentar

0 Komentar