Ticker

6/recent/ticker-posts

Menerima Tantangan (Bagian 2)

"Bagaimana ini paman gembul, apa pendapatmu?" tanya Adinata. Paman gembul sebenarnya juga mengkhawatirkan nasib ambarwati dan terutama istrinya, nyi lastri. "Den nata, bagaimana kalau kita ke hutan pinus dulu, untuk memastikan keadaaan, baru setelah itu kita rencanakan lebih lanjut" kata paman gembul bijaksana. "Baiklah paman, aku ikuti saranmu, marilah kita segera ke hutan pinus. Biar cepat, kita naik kuda saja" kata Adinata. "Baiklah den nata, saya akan pergi sebentar untuk mencari kuda yang boleh disewa" kata paman gembul. "Tidak usah sewa paman, ini aku ada uang, belilah dua kuda yang sehat dan kuat" kata Adinata. "Baiklah den nata" jawab paman gembul. Paman gembul segera menuju ke dusun nglanggeran untuk membeli kuda, kemudian tidak berapa lama kemudian sudah kembali ke gunung api purba nglanggeran tempat adinata menunggunya.

Keduanya segera bergegas naik kuda dengan kencang menuju ke hutan pinus mangunan. Setelah sampai disana betapa terkejutnya adinata dan paman gembul. Rumah nini wilis yang indah juga telah rata dengan tanah. Tiba-tiba datang nyi lastri yang tiba-tiba muncul dari balik pohon pinus. "Kakang gembul, kaukah itu, aku takut sekali" kata nyi lastri masih ketakutan. "Tenanglah dik, syukur kamu tidak apa-apa" nanti kita bicarakan pelan-pelan jawab paman gembul. "Iya mbok lastri, tenanglah" kata adinata. Adinata sendiripun sebenarnya sangat mengkhawatirkan keadaan ambarwati dan ingin bertanya kepada nyi lastri, akan tetapi ia menahan diri menunggu waktu yang pas.

"Paman gembul, kita sebaiknya beristirahat, membersihkan badan, dan makan dulu. Mari kita ke warung yu sum" ajak adinata. "Terimakasih den nata, tahu saja kalau saya sedang lapar" kata paman gembul. Nyi Lastri tersenyum melihat tingkah suaminya. "Maafkan suami saya ya den, dia memang orangnya suka gitu, malu-maluin" kata nyi lastri. "Ha ha ha, tenang saja mbok, saya sudah hafal betul dengan sifat paman gembul" kata adinata.

Bersambung


Posting Komentar

0 Komentar